Siapakah Orang Paling Cerdas di Dunia?

Kemarin ada pelajaran Agama di kampus...
wah, gue pertamanya agak kaget pas Dosen Agama gue bilang kalau malam itu pelajaran untuk mengingat mati.

Waduh... serasa tubuh ini tak berdaya..
karena mengingat dosa yang selama ini telah dilakukan...

Ada salah satu pertanyaan dari dosen gue yang melekat di ingatan sampai sekarang.
Dosen gue tanya..
"Siapakah Orang Paling Cerdas di Dunia?"
Banyak teman2 termasuk gue sendiri yang berpikir kalau orang Cerdas itu kayak om albert einstein.
Pemikiran ini emang enggak salah sih..
tapi ternyata menurut Rasullullah orang cerdas itu orang yang selalu ingat akan kematian.

Menurut salah satu hadist :

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ

“Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian.” (HR Tirmidzi)

Nah jadi maukah kita disebut orang jenius atau cerdas? Siapapun itu manusia sangat gembira kalau digolongkan orang yang memilki kecerdasan tinggi.

Dengan prinsip ini maka sadar akan waktu terakhir kehidupan di dunia ini menjadi bagian dari kecerdasan yang esensial dalam kehidupan. Sejarah telah mengajarkan Firaun yang mengaku Tuhan pun dan yang memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki, akhirnya menelan kematian. Jejaknya bisa kita baca dan muminya bisa kita saksikan di Mesir.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ

وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Al-Jumu’ah

Peringatan ini mengharuskan kita senantiasa dalam keadaan sadar apakah sedang sibuk atau tidak, apakah mau tidur atau baru terbangun. Apakah sedang gembira atau sedih.
Semuanya diukur oleh kesadaran akan kematian.

Tambahan dikit nih...
Menurut Ringkasan judul buku sub mengingat kematian, yu kita ungkap.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pernah ada seorang lelaki di antara mereka yang ikut duduk dengannya. Lelaki ini mempergunjingkan kehormatan salah seorang dari kalangan kaum muslimin dengan pembicaraan yang mengumpatnya dan memakan dagingnya di dalam majelis itu.

Si ahli ibadah itu pun menangis. Maka lelaki yang menjadi teman duduknya itu bertanya : “mengapa engkau menangis” ?

Ia menjawab : aku menangisi keterpedayaanmu. Kamu mengumpat dan kamu tidak ingat saat diletakkan kapas pada kedua matamu dan tanah liat diletakkan dibawah kepalamu di dalam liang kubur”

Si pengumpat itu pun menangis dan berkata : “aku bersaksi kepada Allah dan juga kepadamu bahwa aku tidak akan lagi mengumpat sesudah ini untuk selamanya.”

Jadi Kematian itu pasti, namun jalan menuju kematian adalah pilihan.........

0 komentar:

Bisnis Online

Subscribe via email (Berlangganan Artikel)

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Top Posts

Widget by Blogger Buster

Subscribe via email (Berlangganan Artikel)

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Teman

Shoutbox


ShoutMix chat widget

Advertising














Created by Maxikom Team
Designed by Marping


Jejak Pengunjung Blog